Sabtu, 01 Maret 2014

TUGAS Sejarah Kelompok Genap Candi di Jawa Timur



CANDI JAWI



Candi Jawi (nama asli: Jajawa)  dan bisa dikatakan nama Candi Jawi tidak pernah berubah dari jaman dulu. Candi Jawi adalah candi yang dibangun sekitar abad ke-13 dan merupakan peninggalan bersejarah Hindu-Buddha Kerajaan Singhasari yang terletak di terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan PrigenPasuruanJawa TimurIndonesia, sekitar 31 kilometer dari kota Pasuruan. Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan- Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir SinghasariKertanegara (Kertanegara wafat setelah dibunuh oleh Jayakatwang). Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.




Asal- Usul
Dalam Negarakertagama pupuh (seperti pasal) 56 disebutkan bahwa Candi Jawi didirikan atas perintah raja terakhir Kerajaan Singasari, Kertanegara, untuk tempat beribadah bagi umat beragama Siwa-Buddha. Raja Kartanegara adalah seorang penganut ajaran sinkretisme Siwa-Buddha (penganut Hindu- Buddha). Alasan Kertanegara membangun candi Jawi jauh dari pusat kerajaan diduga karena di kawasan ini pengikut ajaran Siwa-Buddha sangat kuat. Rakyat di daerah itu sangat setia. Sekalipun Kertanegara dikenal sebagai raja yang masyhur, ia juga memiliki banyak musuh di dalam negeri. Kidung Panji Wijayakrama, misalnya, menyebutkan terjadinya pemberontakan Kelana Bayangkara. Negarakertagama mencatat adanya pemberontakan Cayaraja.
Ada dugaan bahwa kawasan Candi Jawi dijadikan basis oleh pendukung Kertanegara. Dugaan ini timbul dari kisah sejarah bahwa saat Dyah Wijaya, menantu Kertanegara, melarikan diri setelah Kertanegera dikudeta (kudeta= diturunkan secara paksa) raja bawahannya, Jayakatwang dari Gelang-gelang (daerah Kediri), dia sempat bersembunyi di daerah ini, sebelum akhirnya mengungsi ke Madura.


Karakteristik

Candi Jawi mempunyai alas berukuran 14,24 m x 9,55 m dan memiliki tinggi 24,5 m. candi Jawi berdiri diaras teras tinggi yang dikelilingi oleh parit. Berbeda dengan Candi Sanggrahan, teras tinggi di Candi Jawi ini walaupun sama- sama terbuat dari batu bata namun polos tanpa hiasan apapun.
Candi Jawi ini merupakan candi yang unik karena menggunakan dua macam batu yang berbeda. Hal ini dikarenakan Candi Jawi dibangun pada masa dua kerajaan yang berbeda, Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit.
Menurut Kertagama, pada masa pemerintahan Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari, Candi Jawi dibuat menggunakan batu andesit yang memang banyak terdapat di Gunung Welirang. Hal ini masih dapat dilihat pada bagian kaki candi. Pada tahun 1253 Saka atau 1331 masehi, Candi Jawi tersambar petir dan setahun kemudian Raja Hayam Wuruk membangunnya kembali.

Pada saat pembangunan kembali inilah batu putih digunakan. Batu putih tersebut diduga didatangkan dari pesisir utara Pulau Jawa dan dari Pulau Madura. Batu putih digunakan untuk membangun kembali badan candi. Sedangkan pada bagian atap candi menggunakan batu andesit dan batu putih. Masih pada zaman Majapahit, pada sekeliling Candi Jawi juga dibangun parit serta pagar tembok keliling candi dari bahan batu bata.


Pada bagian dinding tubuh candi terdapat relung – relung berbentuk persegi dengan hiasan kalamakara kecil pada bagian atasnya. Sayangnya, relung – relung ini kosong karena semua arcanya telah dipindah ke museum dan Hotel Tugu Park, Malang.




Fungsi Candi
Candi Jawi berada di lereng Gunung Welirang, namun pintu masuknya menghadap ke timur membelakangi Gunung Penanggungan. Beberapa ahli menganggap hal ini karena dipengaruhi unsur agama Buddha mengingat Candi Jawi bercorak Syiwa – Buddha. Sedangkan beberapa ahli  lainnya berpendapat bahwa Candi Jawi bukan merupakan tempat pemujaan kepada Dewa karena membelakangi gunung. Biasanya apabila fungsi candi untuk pemujaan para dewa, candi akan dibangun menghadap gunung (gunung identik sesuatu yang agung) 

Angesti Putri
Clarence Komala
Darvin Limanto
Timothy Andrew
Vincent
Yoefanca Halim







Tidak ada komentar:

Posting Komentar